
Diperbarui pada 28 October 2025 - 22:51:16
Pagelaran seni dan budaya wayang dan campursari berpadu dalam kehangatan yang syahdu. Desa Kanorejo, Kecamatan Rengel, kembali menjadi panggung agung perayaan budaya yang sarat makna. Dalam rangka memperingati Hari Jadi dan Sedekah Bumi Tahun 2025, Pemerintah Desa Kanorejo sukses menggelar sebuah hajatan rakyat yang memukau, menjadi manifestasi nyata dari rasa syukur atas limpahan berkah bumi dan eratnya tali silaturahmi.
Pesta Rakyat di Balai Desa
Balai Desa Kanorejo menjadi saksi bisu dari semangat kebersamaan yang tak lekang. Meskipun sore hari sempat diguyur hujan deras, semangat warga tak sedikit pun surut. Justru, rintik hujan terasa seperti berkah yang menyirami harapan.
Panggung hiburan dibuka dengan alunan merdu dari Campursari Sekar Gadung, membius hadirin dengan irama tradisional yang memikat hati. Suasana semakin pecah dan bergelora dengan kehadiran bintang tamu spesial yang dinantikan:
1. Markonyik Pati
2. Proborini
Mereka berdua berhasil membakar semangat penonton, mengubah Balai Desa menjadi lautan kegembiraan yang penuh energi.
Puncak Budaya: Wayang Kulit 'Semar Mbangun Pura Kencana'
Sebagai puncak dari rangkaian acara, tirai panggung budaya dibuka untuk pertunjukan legendaris: Wayang Kulit Semalam Suntuk.
Semar Mbangun Pura Kencana—sebuah kisah pewayangan yang mengajarkan tentang pembangunan, kepemimpinan, dan nilai-nilai luhur yang resonan dengan harapan masyarakat desa. Tonggak utama pementasan ini dipegang oleh seorang maestro: Dalang Ki Minto Darsono dari Tulungagung.
Ki Minto Darsono adalah seorang dalang yang membawa nama besar keluarga seni pewayangan, memiliki hubungan kerabat dengan dalang legendaris Ki Anom Suroto. Beliau bukan hanya seorang seniman, namun juga penggerak utama dalam tradisi seni wayang kulit, yang dengan piawai menghidupkan setiap tokoh dan menyampaikan filosofi cerita. Kehadiran beliau memastikan bahwa tradisi luhur ini terus berdenyut di tengah masyarakat. (Sebagai tambahan informasi dari hasil pencarian, Ki Minto Darsono dikenal juga menjabat sebagai Kepala Desa di daerah asalnya, menunjukkan dedikasi beliau pada masyarakat dan budaya.)
Melalui kisah Semar, Ki Minto Darsono menghantarkan pesan moral yang mendalam, menjaga agar akar budaya tetap kokoh menopang kemajuan.
Menjaga Tradisi, Menuai Berkah
Sedekah Bumi Desa Kanorejo bukan hanya sekadar perayaan, namun sebuah ritual sakral yang menyiratkan kedalaman rasa syukur. Ini adalah momen untuk:
1. Menjaga tradisi sebagai warisan leluhur.
2. Mempererat silaturahmi antarwarga Kanorejo.
Bersyukur atas segala berkah dan panen melimpah yang dianugerahkan oleh bumi.
Perhelatan ini adalah cerminan dari harmoni antara manusia, alam, dan budaya. Sebuah pengingat bahwa dalam kesederhanaan desa, tersimpan kekayaan spiritual dan kebersamaan yang tak ternilai. Semoga tradisi luhur ini terus bersemi, membawa kemakmuran dan kedamaian bagi seluruh warga Desa Kanorejo.
Kirim Komentar