
Diperbarui pada 27 October 2025 - 12:06:56
Singgahan, 27 Oktober 2025 – Aula Kordik Singgahan hari ini bukan sekadar ruang pertemuan; ia menjelma menjadi laboratorium impian, tempat bertemunya semangat para Kepala Sekolah dan Guru eks Program Sembada. Dalam balutan atmosfer yang penuh harap dan dedikasi, digelar sebuah agenda krusial: Sosialisasi Program Pelita Hati—sebuah inisiatif visioner dari Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban yang siap mengubah paradigma pendidikan di era digital.
Latar Belakang: Gerbang Emas Literasi Digital
Di tengah deru kencang Era Digital, di mana informasi mengalir bagai sungai tak bertepi, Literasi Digital telah bertransformasi dari sekadar kecakapan tambahan menjadi keterampilan hidup (life skill) yang fundamental.
Literasi Digital adalah kemampuan untuk menemukan, memanfaatkan, mengevaluasi, dan menciptakan konten secara bijak. Ini melampaui kemampuan teknis dasar; ia memanggul tanggung jawab untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis agar tidak mudah terseret arus informasi yang salah. Literasi Digital adalah kunci untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi, membuka horizon baru bagi pengembangan kemampuan membaca dan menulis melalui teknologi.
Dalam konteks pendidikan, urgensi ini semakin mendesak. Kita menyaksikan bagaimana derasnya arus digital, meski membawa kemudahan, juga menyisakan kekosongan berupa konten yang kurang mendidik, bahkan menyesatkan. Anak didik yang tak berdaya memilah, akan menjadi korban teknologi.
Maka, di sinilah momentum itu tiba. Dibutuhkan sebuah gerakan yang mampu menyaring dan mewarnai dunia digital dengan cahaya konten-konten pendidikan yang positif—sebuah pergerakan yang berasal langsung dari jantung lingkungan pendidikan.
Melodi Estetik "Pelita Hati"
Menjawab tantangan agung ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban meluncurkan sebuah program yang memiliki nama seindah maknanya: Pesona Literasi Digital Harapan Ibu Pertiwi (PELITA HATI).
PELITA HATI bukan sekadar akronim, melainkan manifestasi visi. Pesona di dalamnya melambangkan daya tarik estetis dari karya-karya literasi—baik dari peserta didik, guru, maupun tenaga kependidikan. Inti temanya, "Harapan Ibu Pertiwi," mengarahkan seluruh kreativitas pada tujuan mulia: mengisi ruang digital dengan narasi positif yang membangun bangsa.
Karya-karya digital ini bersifat fleksibel dan mengikuti perkembangan zaman, yang dapat dituangkan dalam berbagai format artistik:
Kategori Konten Digital
1. Literasi Tulis: Esai/Artikel, Karya Cerpen, Karya Puisi, Karya Buku Digital
2. Literasi Visual & Audiovisual: Video Pendidikan (Motivasi, Edukasi), Karya Animasi, Karya Infografis
3. Literasi Ekspresif: Karya Performa Bakat (Keagamaan, Seni, Olahraga), Bercerita, Berpuisi, Menari, Menyanyi
4. Literasi Profesional: Karya Berbagi Praktik Baik
Melalui wadah Pelita Hati, seluruh hasil kreativitas literasi digital ini akan disatukan menjadi pergerakan literasi digital Kabupaten Tuban yang kelak akan bersemi menjadi budaya yang berkelanjutan.
Tujuan Mulia: Menenun Budaya Baru
Tujuan dari Pelita Hati ini adalah ibarat benang emas yang ditenun untuk masa depan pendidikan:
1. Meningkatkan Keterampilan Literasi Digital bagi seluruh warga pendidikan.
2. Memotivasi warga pendidikan untuk berkarya dan meninggalkan jejak positif di dunia maya.
3. Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas karya Literasi Digital.
4. Memberi Kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kreativitas dalam literasi digital.
Sasaran program ini mencakup seluruh jenjang: PAUD, SD, SMP, dan Pendidikan Non Formal (PNF) di Kabupaten Tuban.
Komitmen Penuh Harap dan Tekad Mengukir Sejarah
Syarat dan ketentuan yang ditetapkan, seperti mengunggah karya di media digital dengan tagar #harapanibupertiwi dan kewajiban menginventarisasi minimal 200 link karya digital per sekolah, adalah tantangan yang disambut dengan antusiasme tinggi.
Suasana sosialisasi yang dipimpin oleh Bapak Tulus Widodo terasa begitu inspiratif. Pertanyaan demi pertanyaan yang muncul dari para Kepala Sekolah dan Guru eks Program Sembada menunjukkan komitmen penuh mereka untuk bertransformasi. Mereka, para eks Sembada, kini siap menjadi penerang pertama bagi Pelita Hati.
Di penghujung acara, sebuah tekad bulat terukir: menginventarisasi konten-konten gemilang tersebut sesuai tenggat waktu yang ditetapkan, yaitu 15 November 2025.
Pelita Hati adalah panggilan untuk tidak hanya mengajar, tetapi juga menciptakan. Panggilan untuk tidak hanya mengonsumsi, tetapi juga memberi warna. Mari kita bersama-sama menjadi suluh yang menyala, memastikan bahwa cahaya Pesona Literasi Digital Harapan Ibu Pertiwi akan abadi menerangi langit pendidikan Tuban.
Kirim Komentar