#

Hidup PGRI! Solidaritas Yes!

Etika dan Estetika Demokrasi Guru: Kehangatan Lintas Jenjang di Konfercab PGRI Singgahan

Singgahan, 23 Oktober 2025 – Jika ada yang bertanya bagaimana wajah ideal dari sebuah kompetisi kepemimpinan, jawabannya mungkin dapat ditemukan di aula Kordik, tempat Konferensi Cabang (Konfercab) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang Singgahan. Di tengah hiruk pikuk agenda pemilihan, yang tersaji justru adalah panorama persaudaraan yang indah, sebuah bukti nyata bahwa PGRI adalah wadah kekeluargaan yang tak lekang oleh ambisi.

Perhelatan akbar para pendidik ini menampilkan total 5 Calon Ketua (F1) dan 25 Calon Wakil Ketua dan Sekretaris (F2). Mereka adalah sosok-sosok terbaik yang diusulkan oleh 11 Ranting dan Pengurus Cabang—sebuah formasi yang menjamin representasi dari setiap sudut komunitas pendidikan Singgahan, dari polosnya dunia PAUD hingga tantangan di SMK.

 

Panggung Demokrasi Tanpa Sekat Rivalitas

 

Namun, yang paling memikat dari Konfercab kali ini bukanlah angka-angka atau hasil akhir, melainkan suasana yang mengelilingi para kandidat. Lima calon F1 yang seharusnya berada dalam posisi persaingan ketat, justru terlihat santai berbagi meja.

Sambil mengikuti semua tahapan sidang pleno, mereka tak jarang terlihat berkelakar ringan, memecah ketegangan musyawarah dengan tawa renyah yang merambat ke seluruh penjuru ruangan. Persaingan di atas kertas luruh menjadi perbincangan-perbincangan hangat, dari isu sertifikasi, tantangan kurikulum baru, hingga kisah-kisah lucu di ruang kelas masing-masing.

Fenomena yang sama terlihat pada 25 calon F2. Mereka dengan tulus bertukar pikiran, membahas program kerja yang ideal yang seharusnya ada dalam Pengurus Cabang untuk memperkaya visi PGRI ke depan. Tidak ada tatapan curiga atau gestur menjauh; yang ada hanya uluran tangan dan kesediaan mendengarkan.

Ini adalah etika demokrasi guru: Persaingan adalah alat untuk memilih yang terbaik, tetapi solidaritas dan profesionalisme adalah pondasi yang tak boleh goyah. Mereka semua adalah guru, profesional yang terbiasa mendidik dengan hati, dan prinsip itu terbawa hingga ke ajang pemilihan. Mereka bersaing secara sehat, tanpa sedikit pun menyiratkan persaingan yang merusak persaudaraan.

 

Pesan dari Keberagaman Jenjang

 

Keindahan ini semakin diperkuat oleh latar belakang para calon yang beragam. Dengan kepemimpinan yang terpilih – Bapak Mujiono, S.Pd., M.Pd. (SMP) sebagai Ketua, didampingi Bapak Mohammad Najib, S.Pd.SD dan Bapak Ya'sum Shodiq, S.Pd. (keduanya SD) sebagai Wakil, serta Bapak Relawan Sinar Utama, S.Pd. (SMK) sebagai Sekretaris—PGRI Singgahan mengirimkan pesan tegas:

“Solidaritas PGRI tidak mengenal sekat jenjang. Kami adalah satu kesatuan suara, dari guru TK hingga guru Kejuruan. Setiap jenjang adalah untaian mutiara yang dirangkai dalam satu kalung persaudaraan PGRI.”

Kehangatan interaksi antar calon, yang diiringi proses pemilihan yang transparan dan demokratis, menjadi bukti bahwa PGRI Cabang Singgahan bukan sekadar organisasi, melainkan sebuah keluarga besar yang menjunjung tinggi harkat dan martabat profesi.

Ketulusan para kandidat dalam bertukar gagasan, berbalas senyum, dan bahkan saling mendukung, adalah cerminan dari hati seorang pendidik. Ini adalah cikal bakal kepemimpinan yang akan membawa PGRI Singgahan menuju babak baru yang lebih solid dan bermartabat. Sebuah Konfercab yang meninggalkan jejak rasa haru dan inspirasi bagi PGRI di seluruh penjuru negeri.

Hidup Guru! Hidup PGRI! Solidaritas! Yes!